Manajemen rekayasa konstruksi merupakan sub-bidang dari ilmu teknik sipil yang lebih mengarah kepada manajemen daripada teknis dari perencanaan atau pelaksanaan seperti sub-bidang lainnya. Sebenarnya tujuan dari manajemen rekayasa konstruksi hanya satu, yaitu agar suatu pekerjaan konstruksi dikerjakan dengan tercapainya efektif dan efisien. Di dalam ilmu manajemen rekayasa konstruksi akan dikenalkan bagaimana pembuatan jadwal pekerjaan konstruksi, menghitung modal yang diperlukan, dan lain-lainnya.
Ilmu manajemen rekayasa konstruksi menjadi ilmu yang penting mengingat ilmu ini adalah ilmu yang mengantarkan hasil perencanaan dan gambar kerja yang dibuat oleh seorang insinyur untuk direalisasikan di lapangan. Dengan ilmu ini juga suatu proyek atau pekerjaan akan dikerjakan, misalnya suatu jembatan atau sebuah gedung akan direncanakan untuk dibangun setelah adanya kajian mengenai perbandingan keuntungan terhadap kerugian yang dibuat oleh dibangunnya bangunan tersebut. Dengan manajemen rekayasa konstruksi maka keuntungan dan kerugian tersebut dapat diperhitungkan dengan baik sehingga didapatkannya putusan akan dibuat atau tidak akan dibuatnya suatu bangunan.
Ilmu manajemen rekayasa konstruksi ini mempunyai dasar pemikiran bahwa setiap pekerjaan atau proyek konstruksi harus memerhatikan 5 aspek yaitu harga, keselamatan, waktu, kualitas, dan kesehatan dengan baik. Tentu saja kelima aspek yang harus diperhatikan tersebut tidak bisa dicapai semuanya secara maksimal. Seperti contohnya waktu dan biaya mungkin bisa tercapai dengan maksimal dengan mengorbankan kualitas, dengan kata lain saat biayanya murah dan pengerjaannya cepat tapi memakai kualitas rendah yang sangat mudah dan murah untuk mendapatkannya. Atau contoh lainnya kesehatan dan keselamatan mungkin bisa tercapai maksimal tapi mengorbankan biaya, dengan kata lain semua limbah konstruksi diolah dengan baik namun mengeluarkan biaya pengolahan berlebih dan mungkin perancah digunakan juga berlebih agar keselamatan lebih terjamin. Maka dari itu kelima aspek harus diperhatikan dan dicapai dengan optimal, optimal berarti tidak semuanya tercapai maksimal tapi semuanya tercapai sesuai kebutuhannya masing-masing dan tidak ada yang dikorbankan hingga mengalami kerugian.
Selain adanya kondisi optimal pada kelima aspek, harus didapatkan kondisi efektif dan efisien. Efektif berarti tujuan tercapai dengan cara apapun dan efisien berarti mencapai ujuan dengan usaha atau modal sekecil-kecilnya. Di dalam ilmu manajemen rekayasa konstruksi akan dikenalkan bagaimana efektif dan efisien dicapai di dalam kelima aspek tersebut secara optimal, pola pikir ini disebut juga sebagai prinsip dasar manajemen konstruksi.