Skip to main content

Ukuran Butir Tanah

Tanah merupakan suatu hal yang tidak diciptakan oleh manusia melainkan diciptakan oleh Tuhan dimana hal-hal yang diciptakan oleh Tuhan merupakan hal yang kompleks dan rumit, namun manusia hanya harus mempelajari dan mengerti bagaimana penciptaan Tuhan bekerja. Identifikasi tanah bagi manusia menjadi penting karena sifat tanah berasal dari jenis tanahnya berdasarkan ukurannya. Berdasarkan ukuran tanah terbagi menjadi 4 jenis:

·        Kerikil              (Berdasarkan USCS, ukuran butir berkisar dari 4,75 mm hingga 75 mm)

·        Pasir                 (Berdasarkan USCS, ukuran butir berkisar dari 0,075 mm hingga 4,75 mm)

·        Lanau               (Berdasarkan AASHTO, ukuran butir berkisar dari 0,005 mm hingga 0,075 mm)

·        Lempung          (Berdasarkan AASHTO, ukuran butir kurang dari 0,005 mm)

Gambar 1 Jenis Tanah Berdasarkan Ukuran Butir (Sumber : Geotechnical Engineering Principles and Practices, Donald P. Coducto)

Dari penjelasan di atas tidak tercantum jenis tanah dengan ukuran butir lebih dari 75 mm karena tanah dengan ukuran butir lebih dari 75 mm disebut batuan atau boulders.

Uji Ayakan

Keempat jenis tanah tersebut ditentukan oleh ukuran butir tanah yang berarti tanah harus disaring terlebih dahulu untuk mendapatkan jenis tanah tersebut. Pada tanah asli yang berada di lapangan sangat jarang sekali mendapatkan tanah homogen, maka dari itu jenis tanah diambil dari jenis taah yang dominan pada suatu campuran tanah. Pemisahan tanah dengan ukuran butir berbeda-beda juga disebut uji ayakan atau sieve analysis, dan analisis ini biasanya disertai dengan analisis klasifikasi tanah USCS.

Gambar 2 Ilustrasi Penyaringan Tanah (Sumber : Geotechnical Engineering Principles and Practices, Donald P. Coducto)

Setelah penyaringan maka dilakukan pengukuran berat tanah yang tersaring tiap saringannya. Berat tiap saringan tersebut dibuat menjadi presentase untuk selanjutnya dimasukkan dan diplot ke dalam tabel kartesius spt. Dalam tabel kartesius spt diperlukan juga plotting data butir tanah yang ukurannya lebih kecil dari 0,075 dimana pengujiannya bukan lagi uji ayakan tetapi uji hidrometer sesuai dengan ASTM D-422.

Tabel 1 Contoh Perhitungan Ayakan Berat Lolos

 

Uji Hidrometer

Dari contoh pengambilan data berat tertahan pada Tabel 1 sebanyak 84 gram pada pan atau yang lolos pada ukuran bukaa 0,075 mm lalu diukur presentase per ukuran butirnya yang lebih kecil lagi dengan uji hidrometer sesuai dengan ASTM D-422. Diambil 50 gram dari butir tanah yang kering dan sudah bersih dicampur dengan larutan Calgon (Calgon solution) atau larutan lain yang dapat mempermudah tiap-tiap partikel tanah tidak saling menempel. Setelah itu dimasukkan ke silinder hidrometer 1000 cc dengan campuran air distilasi dan silinder diletakkan di meja yang datar lalu baca pembacaan hidrometer saat 0,25 menit, 0,5 menit, 1 menit, dan 2 menit. Setelah itu hidrometer diangkat lalu dimasukkan kembali untuk pembacaan 4 menit, 8 menit, 16 menit, dan 30 meni, 1 jam, 2 jam, 4 jam, 8 jam, dan 24 jam dari waktu awal. Catat waktu dan pembacaan hidrometer. Berikut contoh tabel hasil uji hidrometer:

Tabel 2 Contoh Hasil Tabel Uji Hidrometer

Setelah mendapatkan presentase dari uji hidrometer lalu data presentase tersebut diplot ke dalam diagram kartesius spt seperti berikut:

Gambar 3 Diagram Kartesius spt (Sumber : Soil Mechanics Fundamentals, Isao Ishibashi & Hemanta Hazarika)

Terlihat pada Gambar 3 ada tiga kurva yaitu curve 1, curve 2, dan curve 3. Curve 1 terlihat dengan ukuran butir 0,075 mm hingga 5 mm yang merupakan plot dari hasil uji ayakan. Curve 2 terlihat dengan ukuran butir 0,001 mm hingga 0,075 mm yang merupakan plot dari hasil uji hidrometer, selanjutnya curve 2 tersebut diubah menjadi curve 3 dengan cara dikalikan presentasi panseperti berikut

Tabel 3 Hasil Uji Hidrometer Curve 3

Dengan pada kolom C adalah perhitungan kolom B dikalikan presentase pan. Presentase pan diambil 28% atau 28/100 dari Tabel 1. Lalu curve 3 diplot ke dalam diagram kartesius spt dan diagram tersebut dibuat menjadi hanya ada curve 1 dan curve 3 saja seperti berikut:

Gambar 4 Contoh Tabel Kartesius spt akhir (Sumber : Soil Mechanics Fundamentals, Isao Ishibashi & Hemanta Hazarika)

Koefisien Keseragaman dan Gradasi

Dari diagram kartesius spt bisa didapatkan D10, D30, dan D60 yaitu ukuran butir tanah saat lolos 10%, 30%, dan 60%. Dari ketiga nilai ukuran butir tanah tersebut bisa didapatkan koefisien penting yaitu koefisien keseragaman dan koefisien gradasi untuk menilai keseluruhan tanah yang dilakukan uji ayakan dan uji hidrometer apakah tanah yang bagus atau tanah yang tidak bagus

Koefisien Keseragaman / Coefficient Uniformity             = CU = D60/D10­

Koefisien Gradasi / Coefficient Gradation                       = Cg  = D302/ (D60 x D10)

Untuk koedfisien keseragaman dengan nilai CU semakin kecil maka kurva semakin curam dan butir tanah semakin seragam dan bila nilai CU semakin besar maka kurva semakin landai dan semakin beragam ukuran tanahnya. Untuk anah dominan kerikil dapat dikategorikan Well Graded bila nilai CU lebih dari 4 dan untuk tanah pasir diperlukan nilai CU lebih dari 6 untuk dikategorikan Well Graded.

Untuk koefisien gradasi pada tanah dominan kerikil diperlukan nilai Cg antara 1 dan 3 untuk dikatakan Well Graded dan untuk tanah dominan pasir diperlukan nilai koefisien gradasi Cg antara 1 dan 3 juga seperti tanah dominan kerikil.

Maka dari itu dapat disimpulkan sebagai berikut:

-        Tanah dominan kerikil well graded bila CU > 4, dan 1 > Cg > 3

-        Tanah dominan pasir well graded bila bila CU > 6, dan 1 > Cg > 3

-        Tanah dominan kerikil dan pasir selain CU dan Cg di atas maka masuk kategori Poor Graded

Tanah Well Graded berarti memiliki tanah dari segala nomor ayakan yang ada dn merata. Sedangkan tanah Poor Graded berarti tanah dari segala nomor ayakan ada namun tidak merata. Ada pun tanah Gap Graded yang berarti di salah satu nomor ayakan tidak ada sama sekali berat tanah yang tertahan


Daftar Pustaka :

Hazarika, Hermanta and Isao Ishibashi, 2010. Soil Mechanics Fundamental. London: CRC Press

Coduto, Donald P., Man-chu Ronald Yeung and William A. Kitch, 2018. Geotechnical Engineering Principles Practices. India: Pearson India Education